Senin, 05 Desember 2011

Lahirnya IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Terbentuk dan Lahirnya IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tidak terlepas dari perkembangan Agama Islam, juga lembaga pendidikan Islam yang ada di Provinsi Jambi. Didorong oleh hasrat masyarakat dan ulama pada masa itu, setelah memperhatikan banyaknya lembaga yang mengeluarkan siswa madrasah/sekolah agama tingkat atas di Jambi sementara belum ada pendidikan tinggi yang dapat menampung tamatan tersebut, maka diadakanlah Kongres Ulama Jambi pada tahun 1957 yang berhasil melahirkan suatu keputusan bahwa di Jambi sudah saatnya didirikan perguruan tinggi.
Pada tanggal 29 September 1960 didirikanlah Fakultas Syari’ah Perguruan Tinggi Agama Islam al-Hikmah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Jambi.
Rentang waktu tiga tahun pertama, Fakultas Syari’ah telah menunjukkan kemanunggalan antara pimpinan dengan masyarakat dan pemerintah daerah serta pemerintah pusat. Dengan SK Menteri Agama Nomor: 50 tahun 1963 tanggal 12 Mei 1963 dinegerikanlah Fakultas Syari’ah menjadi Fakultas Syari’ah Cabang IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan kemudian berubah menjadi cabang IAIN Raden Fatah Palembang. Penegerian ini mendorong para pejabat, ulama, serta pemuka masyarakat, terutama Gubernur KDH Tingkat I Provinsi Jambi saat itu (M.J. Singadekane) untuk memperjuangkan berdirinya IAIN yang mempunyai beberapa fakultas.
Di sisi lain, sejak tanggal 11 Juli 1965 Yayasan Perguruan Tinggi Ma’arif telah memiliki Fakultas Tarbiyah dan Ushuluddin di Kota Jambi dan sementara di Sungai Penuh - Kerinci telah berdiri pula Fakultas Syari’ah Muhammadiyah pada bulan Maret 1964. Atas dasar motivasi di atas, maka untuk memehuni keinginan para pejabat, masyarakat, para ulama dan Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Jambi tersebut, akhirnya Fakultas Tarbiyah dan Ushuluddin yang ada di Ma’arif dan Fakultas Syari’ah Muhammadiyah di Kerinci diusulkan untuk dipadukan dalam suatu wadah menjadi fakultas-fakultas di lingkungan IAIN Jambi. Usulan itu dilakukan karena berdasarkan ketetapan MPR RI Nomor: 11 tahun 1960 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 5 tahun 1963, bahwa untuk syarat didirikannya suatu IAIN minimal harus memiliki 3 (tiga) fakultas. Pada tanggal 30 September 1965 dengan Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor: 18 tahun 1965 terbentuklah Panitia Persiapan Pembukaan IAIN Jambi yang disetujui oleh Menteri Agama dengan Surat Keputusan Nomor: 83 tahun 1965 tanggal 22 Nopember 1965. Setelah melalui proses, perjalanan dan perjuangan panjang yang dilakukan Panitia Persiapan Pembukaan IAIN Jambi tersebut, maka Menteri Agama RI akhirnya menyetujui berdirinya IAIN di Provinsi Jambi dengan Surat Keputusan Nomor: 84 tahun 1967 tanggal 27 Juli 1967. Berbekal Surat Keputusan Menteri Agama tersebut, pada tanggal 8 September 1967 sekaligus bertepatan dengan tanggal 3 Jumadil Akhir 1387 Hijriah diresmikanlah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin oleh Menteri Agama RI, Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, dengan komposisi personalia sebagai berikut :
No
Nama
Jabatan
Keterangan
1
H. A. Manaf
Gubernur KDH Tingkat I Jambi (Rektor)

2
H. MO. Bafadhal
Dekan Fakultas Syari’ah

3
Drs. H. Z. Azuan
Dekan Fakultas Tarbiyah

4
K. H. A. Qadir Ibrahim
Dekan Fakultas Ushuluddin

5
A.R. Dayah
Dekan Fakultas Syari’ah Kerinci


Jelang beberapa tahun kemudian, dengan dikeluarkannya SK Menteri Agama RI Nomor: 69 tahun 1982 tanggal 27 Juli 1982, fakultas yang ada di lingkungan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin ditingkatkan status-nya dari fakultas muda menjadi fakultas madya. Dengan perubahan itu maka secara hukum dan kelembagaan semua fakultas telah diperkenankan menyelenggarakan perkuliahan tingkat doktoral.
Pada tahun 1995, ketika tenaga dosen yang berkualifikasi pendidikan S.2 dan S.3 semakin diperlukan kehadirannya, maka ide membuka Program Pascasarjana pun mengemuka. Menindaklanjuti ide tersebut, pada bulan Februari 1999 Panitia Persiapan Pendirian Program Pascasarjana yang langsung diketuai oleh Prof. Dr. H. Sulaiman Abdullah dan anggota yang lain secara serius dan bekerja keras mempersiapkan program persiapan pendirian Program Pascasarjana dan diajukan ke Departemen Agama di Jakarta pada tanggal 14 April 1999. Oleh Departemen Agama, pengajuan itu ditindaklanjuti dengan visitasi (kunjungan lapangan) ke Jambi melalui sebuah tim yang diketuai oleh Prof. Dr. H. Mastuhu, M.Ed, guna melihat persiapan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi membuka Program Pascasarjana. Visitasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu tanggal 14-15 Juli 1999 dan 30-31 Juli 1999. Hasilnya, oleh tim visitasi merekomendasikan bahwa IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi layak membuka dan melaksanakan Program Pascasarjana, yang kemudian dikukuhkan dengan SK Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor: E/283/1999 tanggal 2 September 1999 tentang Penyelenggaraan Program Pascasarjana IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pada awalnya, Program Pascasarjana IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi baru membuka satu konsentrasi, yaitu Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Selang setahun kemudian ditambah lagi dengan satu konsentrasi, yakni Metodologi dan Pemikiran Hukum Islam (MPHI), hingga tahun 2007 Program Pascasarjana telah memiliki empat (4) konsentrasi, yaitu Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Metodologi dan Pemikiran Hukum Islam (MPHI), Pemikiran dan Akidah Filsafat Islam (PAFI), Pemikiran Ekonomi dan Bisnis Islam (PEBI).

tokoh-tokoh yang Memimpin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin
Tecatat dalam sejarah, sejak berdiri dan berkembangnya IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi telah dipimpin oleh 8 (delapan) orang tokoh-tokoh terkemuka di bidangnya, yaitu:
No
Nama
Masa Jabatan
Keterangan
1
H. A. Manaf

1967 – 1971
Almarhum
2
Drs. H. A. Munir SA
1971 – 1972

Almarhum
3
Drs. Ruslan Abd. Ghani
1972 – 1876

Almarhum
4
Prof. Syekh H. MO. Bafadhal
1976 – 1986

Almarhum
5
Prof. Dr. H. M. Chatib Quzwein, MA
1986 – 1994

Almarhum
6
Prof. Dr. H. Sulaiman Abdullah

1994 – 1998

7
Prof. Dr. H. Asafri Jaya Bakri, MA
1998 – 2006


8
Prof. Dr. H. Mukhtar, M.Pd

2006 – 2010


Perkembangan selanjutnya, IAIN juga telah berkomitmen untuk melakukan transformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi melalui program Wider Mandate (WM). Untuk lebih memastikan proses IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dan guna memberdayakan sekaligus mengembangkan program wider mandate, pada tahun 2007 atas persetujuan Senat Institut yang diketuai Prof. Dr. H. Mukhtar Latif, M.Pd, Rektor terpilih periode 2006-2010 mengganti Wider Mandate (WM) menjadi Lembaga Pengembangan Institut Agama Islam Negeri (LP-IAIN). Untuk keperluan peningkatan mutu akademik pada saat bersamaan juga dibentuk Lembaga Peningkatan Mutu Akademik (LPMA). Disusul beberapa bulan kemudian dengan pendirian Ma’had Aly (MA) yang diperuntukkan bagi program pembinaan dan peningkatan mutu mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar