Sebuah harapan dari lubuk hati
yang sangat lemah dan cenderung kecil ini, membuat ketegaran yang sangat luar
biasa, aku gak tau sebenernya apa yang terjadi dalam diriku ini dan aku juga
gak tau kenapa aku hanya bisa terdiam disaat orang yang aku sayangi pergi
bersama laki-laki lain. Mungkin laki-laki itu sangat jauh lebih baik dari aku
bukan? kamu pasti bakal bilang iya, kalau gak, kenapa kekasih yang aku sayangi
pergi bersamanya dan meninggalkan aku sendiri, menduakan cinta yang aku siram
dengan kasih sayang, perhatian dan harapan. Yang mana dia akan aku harapkan
bisa menjadikan aku sebagai nahkoda di dalam menyebrangi samudra di dunia ini.
Tapi dia belalu pergi bersamanya.
Aku gak bisa semudah itu ngelupain dia, di beda dengan yang lain, sudah terlalu
banyak aku menjalin suka duka bersamanya, dalam setiap aktifitas yang dia
lakuin aku selalu perhatikan dia, dari gerak jalanya, dari farfumya, dari
kesukaanya atc. Aku ingat ketika aku dan dia mencari sebuah ketenangan dimana
kami mengintari kota jambi ini dengan menggunakan speda motor, yang cukup bisa
membawa kami menelusuri kota, aku ingat ketika aku dan dia pergi ke candi muara
jambi, yang mana tempat itu menjadi tempat pertama kami yang kami kunjungi
selama kami tinggal di dalam gang sebuah komplek education, aku bahagia ketika
aku bisa berjalan disebelahanya, dan aku bahagia bisa berada di sampingnya, gak
ada yang banyak bisa aku lakuin pada saat itu, jangankan bisa menatapnya
lama-lama, ketika dia melihat makaku, aku merasa cahaya matanya menusuk hatiku
dengan samurai yang sangat tajam, dan pada saat itu candi muara jambi begitu
banyak pengunjung disana, tapi aku ngerasa hanya ada aku dan dia ditempat itu.
Akupun berjalan menyusuri gang candi yang begitu ramai, tiba-tiba di depan
langkah jalan kami, kami melihat sesuatu yang mencoba mengganggu dan bisa
membahayakan kami, dan kamipun mencoba menatapnya namun cahaya bola mata
kekasihku tak sanggup untuk menatapnya, dia semakin dekat dan akhirnya
menyentuh pundak kiriku, aku merasa bagaikan di sentuh salju yang baru turun dari
langit. dengan kekuatanku aku mencoba menatapi dan mengusir pengganggu langkah
kami , akhirnya dia pergi dan berlari kencang, dia adalah seekor anjing
laki-laki yang sedang mencari makan di tengah keramaiyan pada saat itu. Akupun
melihat kekasihku dengan tatapan yang begitu syahdu, aku takut jika aku
membawanya ketempat ini dia akan merasa lelah dan tak bisa merasakan
kebahagiaan, aku tau kekasihku paling suka minum air putih dibandingkan air-air
lainya, aku pun berhenti di toko kecil di pinggir jalan, aku membeli satu botol
aqua yang isinya satu literair, aku sengaja membelikan satu botol air untuk
kami minum berdua, yang aku harapkan dia bisa mengerti bahwa dengan hal-hal
yang kecil dalam menjalin kebersamaan maka akan menjadikan sesuatu yang
membahagiakan. tanpa ku sengaja melihat ada coklat yang saat itu nama coklatnya
Top, aku berharap ketika aku membeli Top itu dia akan membukakan top itu untuk
aku makan. lebay dikit sih hi hi hi
Kamipun terus berjalan, aku takut dia merasa letih ketika harus menemaniku
berjalan mengelilingin candi muara jambi, aku gak mau terjadi apa-apa dengan
dia, aku sangat menyayanginya, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti di bawah
pohon rindang, yang sangat indah dan banyak angin menyebanbkan suasana pada
saat itu bagaikan di dunia yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. setelah
aku duduk, dia masih berdiri, akupun memberikan satu sandalku untuk dia duduki,
aku gak mau pakaiyan salah satu putihya terkena bakteri yang bisa membuatya
menjadi marah denganku, karna aku yang membawanya ketempat ini, dengan cepat
aku membukakan botol aqua dan memasukan pipet kedalamya agar dia bisa minum
dengan cepat, keringatnya yang membuatku takut terjatuh ke dasar tanah.
sehingga pada saat itu aku memberanikan jaketku untuk mengelap keringat di
wajahnya, namun dia terus tersenyum dan bilang ke aku, gak usah biar akulap
pakai tangan ku ajay. aku terdiam beberapa detik melihat senyumanya yang
begitu indah. waktupun tidak terasa berjalan begitu cepat, akupun bercerita
tentang masa sekolahku dulu. waktu itu saat aku sekolah aku sangat nakal dan
aku juga yang selalu membuat guru-guruku terlambat pulang ketika bel pulang
sudah berbunyi, karna waktu itu aku paling suka membuat hal-hal yang berbeda
dengan teman-teman ku lainya. tapi sekarang perubahan itu akurasakan jauh
berbeda, aku bahagia.
Waktupun terus berjalan. Aku ngarasa takut kalaulah waktu akan memperlambat
kami sampai ditempat kami berteduh. Sehingga dia akan menatapku dengan tatapan
pisau, aku sangat takut dia bakal nglakukan hal itu, aku bener-bener gak mau. Akhirnya aku dan
diapun pulang dari candi, setibanya dalam perjalanan dia sandarkan bahunya di
belakang pundaku, dengan tiba-tiba aku merasa kaki sebelah kiriku ini bagaikan
karam didalam lumpuran es, kaki ini bergetar merasakan sentuhan bahunya di
pundak ku, dia sosok yang pendiam, aku taku didalam kediamanya membawa mala
petaka buatku, tapi aku slalu percaya dengan apa yang diucapkanya pedaku, aku
bisa lihat dari cara dia menyapaku, cara dia menatapku, cara dia mencium tangan
ku, aku sangat menyayanginya, sempat terlintas didalam bena’ku dalam lamunan
malamku dialah wanita yng diciptakan tuhan unutk menemani hidupku, setelah lama
berbincang di atas motor bersamanya aku merasakan jalan yang terlindas dengan
motorku pada sat itu adalah jalan ku, aku merasa orang yang melintas, mereka
semua menumpang jalanku. Takdisangkapun waktu menujukan semakin sore, angin
yang berhembus menandakan bahwasanya malam akan tiba, diapun segera turun dari
motorku ketika telah sampai ditempat aku aku harus mengantarnya di lorong yang
hanya bias dilewati untuk satu motor saja, dia ulurkan tangan kananya,
menandakan harapan tangan kananku dapat menggapainya, aku sambut tanganya
dengan senyuman, dengan cepat dia pejamkan matanya dia mencium tanganku dengan
kelembutanya. Tak ada kata-kata yang mampu keluar dari mulutku, untuk
mengucapkan sepatah kata Jaga Diri Baik
Baik. Namun tak disangka dia berbalik menatapku dan berkata aa’ hati-hati dijalanya. Mataku terbuka
lebar dan aku merasa ada getaran yang besar menusuk ketelingaku dan jantungkku.
Aku hanya bias tersenyum dan berkata iya
ad’ jugaya. Dengan riang aku melajukan motorku dengan merasakan denyutan
nadinya di tangan kananku. Akupun tiba ditempat aku beristirahat di atap my
education house.to be continue......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar